Penjara merupakan tempat bagi mereka yang menjalani hukuman akibat melakukan berbagai pelanggaran atau kejahatan. Aktivitas para warga binaan atau narapidana di dalam penjara pun tentu saja berbeda dengan pada saat di lingkungan normal. Segala aktivitas atau tindak-tanduk para napi akan diawasi dengan ketat oleh sipir penjara. Bukan hanya itu, kehidupan atau kegiatan yang dilakukan para napi harus mengikuti aturan ketat yang berlaku di penjara tersebut.
Namun demikian, dengan kondisi tersebut bukan berarti para napi tidak dapat melakukan hal positif atau menyalurkan kreatifitas. Di berbagai lapas di indonesia misalnya, para napi mampu membuat sesuatu yang bernilai ekonomi seperti kerajinan tangan berupa hiasan dinding, hiasan meja, kaligrafi atau barang lainnya. Hasil karya tangan kreatif para napi tersebut kemudian dipasarkan untuk masyarakat umum. Salah satu tujuan dari kegiatan tersebut tentu saja untuk memberikan keterampilan bagi para napi agar pada saat bebas bisa melalukan sesuatu yang bermanfaat dan menghasilkan bagi dirinya. Utamanya, dengan keahlian tersebut para napi diharapkan tidak kembali melakukan kejahatan.
Banyak program kreatifitas yang disediakan lapas untuk para napi. Tidak hanya dalam bentuk mengasah tangan terampil untuk membuat kerajinan tangan, ada juga napi yang memilih jalurmusik untuk mengasah kemampuannya. Di lapas sukamiskin misalnya, ada sejumlah warga binaan yang membentuk sebuah grup band. Mereka yang kerap tampil di berbagai acara lapas berharap, kemampuannya bermusik bisa di bawa hingga pada saat bebas.
Berikut apa-ansich.blogspot.com telah merangkumnnya kedalam lima Program unik untuk napi di berbagai negara :
1. Napi Di Brasil Diajarkan Cara Merajut
Wajah sangar, tato serta prilaku kasar selalu diidentikan dengan para warga binaan. Bahkan banyak yang mengira jika karakter keras dan sangar para napi akan sulit diubah. Namun demikian, hal itu tak berlaku bagi lapas ariosvaldo campos pires di brasil. Sebanyak 20 pria bertato dan berpenampilan sangar ternyata memiliki kegiatan unik untuk mengisi keseharian mereka. Tangan tampil mereka mampu menciptakan sebuah produk rajutan yang cukup berkualitas.apa-ansich.blogspot.com
Para narapidana tersebut membuat rajutan bukan untuk sekedar iseng atau tanpa tujuan yang jelas. Hasil karya atau rajutan mereka kemudian disalurkan untuk sebuah perusahaan desain fesyen lokal. Kegiatan yang dilakukan para napi tersebut merupakan bagian dari protek yang diluncurkan tahun 2009 lalu. Saat itu, perancang busanan raquell guimaraes membutuhkan tenaga untuk meningkakan produksi lini busana rajutannya. Kepada media online, guimaraes mengaku senang dengan gagasan pergi ke penjara dan bekerjasama dengan para narapidana.apa-ansich.blogspot.com
Apa yang dilakukan para narapidana dalam membuat rajutan tentu saja dihargai oleh guimaraes. Para narapidana tersebut mendapatkan gaji sekitar 250 dolar Amerika Serikat atau sekitar 2,5 juta rupiah per bulan atau sekitar 75 persen upah minimum brasil. Salah seorang narapidana, celio tavares mengatakan, program tersebut telah memberinya keahlian dan kepercayaan diri. Bukan hanya itu, kegiatan membuat rajut juga membuka pintu untuk mendapat pekerjaan. Minimal, pada saat bebas para narapidana memiliki keahlian untuk menghidupi dirinya sendiri.
2. Napi kelas kakap Inggris diajari menyulam
Tak hanya di brasil, kegiatan yang hampir sama juga diberlakukan berbagai penjara di Inggris. Departemen kehakiman Inggris telah membuat program unik yaitu memberikan pelatihan menyulam bagi sejumlah narapidana. Jangan salah mengira jika program ini hanya untuk wanita, karena para napi yang masuk kelas menyulam ini justru pria yang menjalani masa hukuman di atas 10 tahun atau napi kelas kakap. Salah satu alasan departemen kehakiman Inggris membuka kelas menyulam bagi narapidana, konon dengan menekuni hobi bisa melebutkan hati. Apalagi, hobi tersebut berkaitan dengan kerajinan tangan.apa-ansich.blogspot.com
Tiap hari para napi terpilih masuk ke dalam kelas khusus untuk mempelajari aneka teknik menyulam. Dalam hal ini, departemen kehakiman Inggris bekerja sama dengan fine cell work, sebuah organisasi nirlaba yang bergerak di bidang sosial. Meski sebelumnya diragukan bisa berhasil, namun program ini ternyata cukup diminati para warga binaan. Salah seorang narapidana, richard mengatakan, masuk kelas menyulam memberikannya sebuah tujuan dan kebanggaan.
Richard pada awalnya tak berminat ikut kelas menyulam yang dianggapnya kurang macho untuk seorang laki-laki. Namun setelah ditekuni, ia mengaku ketagihan. Menyulam menjadi aktivitas harian positif baru. Bahkan dengan menyulam, richard mengaku memiliki gairah baru dalam menjalani kehidupan di dalam penjara. Beberapa waktu lalu, hasil kerajinan para narapidana tersebut dipamerkan di victoria dan albert museum london. Tak hanya memamerkan hasilnya, pada kesempatan tersebut para napi yang sangar dan bertato juga memperlihatkan kebolehannya menyulam. Menurut seorang psikolog, menyulam positif untuk menenangkan pikiran. Selain itu, menyulam juga bisa mengusir pikiran ingin bunuh diri.
3. Napi Di as Mengasuh Kuda Liar
Berbeda dengan napi di brasil dan Inggris yang mendapatkan program penuh kelembutan yaitu merajut dan menyulam sebagai bentuk terapi psikologi, warga binaan di penjara negara bagian wyoming, Amerika Serikat, justru mendapatkan program yang lebih laki-laki. Setiap hari, sejumlah napi diberikan tugas untuk mengasuh kuda liar atau mustang untuk mengisi hari-harinya. Kegiatan ini tentunya tidak mudah karena para napi haris bisa mengendalikan emosinya saat berhadapan dengan kuda liar.apa-ansich.blogspot.com
Selain untuk memanfaatkan waktu luang, program yang diselenggarakan biro pengelolaan pertahanan Amerika Serikat ini, juga bertujuan untuk mengatasi resiko kekurangan persediaan makanan alami mustang. Maklum, populasi mustang di Amerika Serikat bertambah 40 persen per tahun atau lebih tinggi dibandingkan persediaan sumber makanan alami kuda liar di alam bebas.apa-ansich.blogspot.com
Kegiatan ini juga dipercaya meningkatkan tanggung jawab dan memupuk kecintaan narapidana pada alam. Tahap demi tahap kuda liar tersebut terbiasa berinteraksi dengan manusia. Begitu pun sebaliknya. Perlahan para napi memiliki keterikatan dengan mustang sehingga pada akhirnya mereka mampu mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara terbuka, sekaligus melatih kesabaran dan menimbulkan kebangaan karena menjaga kelestarian alam. Sebutan mustang berasal dari bahasa spanyol yakni mustango. Di Amerika Serikat, mustang dapat ditemui di sepuluh negara bagian termasuk wyoming.
4. Napi Pelayan Restoran Di Wales
Di negara wales terdapat sebuah restoran unik bernama the clink cymru. Di restoran ini, seluruh pegawainya adalah para narapidana golongan d atau tahanan pria dewasa yang tidak berbahaya dan tidak mungkin kabur. Seperti dilansir the daily news, restoran serupa pernah dibuka di her majesty’s prison service, surrey pada tiga tahun lalu. Namun kali ini the clink hadir dengan melayani pengunjung. Setiap harinya, sebanyak 30 narapidana bekerja melayani pengunjung. Setelah restoran tutup, para napi harus kembali ke sel masing-masing.
Program ini dibuat untuk membantu napi berintegrasi dan interaksi dengan masyarakat dengan cara memberikan mereka pengalaman kerja. Pencetus dari program ini adalah alberto crisci, chef yang pernah bekerja di mirabelle di london’s mayfair yang mempromosikan menu makanan lokal negara wales. Di the clink sendiri, menu spesial yang ditawarkan adalah pork ala wlaes, sapi yang direbus dengan sayuran dan keju wales. Harga makanan di sini cukup terjangkau karena yang paling mahal hanya 12 poundsterling atau sekitar 185 ribu rupiah.
The clink sebenarnya bukan restoran napi yang dibuka untuk umum. Sebelumnya pada tahun 2006, ada fortezza medicea di italia yang dikelola napi untuk melayani pengunjung. Bahkan napi yang bekerja di restoran tersebut adalah kelas kakap, termasuk pelaku pembunuhan, mafia dan perampok. Untuk makan di restoran italia tersebut, pengunjung harus melaporkan catatan kriminal dan mengantongi izin keamanan. Restoran ini berada di bangunan tua di volterra dekat menera pisa. Restoran ini cukup diminati. Bahkan pengunjung harus memesan kursi seminggu sebelumnya.
5 . Napi Di Australia Boleh Kuliah
Program yang diberlakukan penjara mobilong di murray bridge, Australia, bisa jadi merupakan yang paling unik. Para narapidana di penjara ini diberi kesempatan untuk mengikuti kuliah dan mendapatkan gelar dari perguruan tinggi. Program ini diberlakukan pemerintah setempat agar pada saat kembali masyarakat para narapidana memiliki ijazah untuk melamar pekerjaan dan tidak melakukan tindak kejahatan lagi. Para narapidana yang statusnya mahasiswa akan mendapatkan pelajaran dari para dosen universitas flinders dan tafe sa, sebuah lembaga yang mengajarkan keterampilan kejuruan.
Menurut harian the advertiser, program ini merupakan yang pertama kali di Australia. Kursus persiapan untuk ke universitas ini akan diberikan kepada 14 orang narapidana. Di Australia, kursus persiapan untuk masuk ke universitas biasanya berlansgung selama satu atau dua tahun, di mana mereka yang nilainya masih kurang ketika sekolah menengah, berkesempatan mengulang sebelum ke universitas.
Wakil rektor universitas flinders, profesor andrew parkin, program serupa yang diselenggarakan di negara bagian lain, untuk memberikan keterampilan khusus kepada para napi sehingga bisa mendapatkan pekerjaan atau berperan nyata dalam masyarakat setelah dibebaskan. Sementara itu, koordinator program transisi flinders, doktor michael savvas mengatakan, program serupa di penjara lain hanya tersedia secara online. Namun demikian ini adalah program universitas di mana terjadi tatap muka antara dosen dan peserta. Program ini sebenarnya telah dilakukan di Amerika Serikat dan tingkat kejahatan terbukti menurun. Program pendidikan formal bagi warga binaan tak hanya berlaku di penjara mobilong namun juga sudah diterapkan di berbagai penjara sejumlah negara di antaranya Amerika Serikat dan Inggris.
0 komentar:
Posting Komentar