Untuk mengenal sejarah, banyak cara yang bisa kita lakukan. Dari mulai membaca literasi, buku, mendengarkan cerita, hingga menyaksikan film dokumenter. Namun untuk mendalami sebuah sejarah, termasuk sejarah perang, ada yang lebih menari lagi untuk dilakukan, yakni berwisata mendatangi peninggalan sejarah tersebut. apa-ansich.blogspot.com
Dengan demikian kita tidak hanya mendengar atau mengenal sejarah tempat tersebut hanya dari cerita, menonton film, dan membaca buku sejarah saja, tapi kita bisa merasakan bagaimana sensasi berada di tempat terjadinya sejarah di masa silam tersebut.
1. Morotai/Halmahera/Maluku Utara
Tempat wisata perang pertama yang bisa didatangi di Indonesia yakni, pulau morotai, di Kepulauan Halmahera, Maluku Utara. Pulau yang berbatasan dengan samudera pasifik ini meninggalkan sejarah perang dunia ke dua, karena pulau morotai menjadi basis tentara Jepang saat melawan sekutu. Di pulau inilah, tentara Jepang merancang serangan dari laut, maupun dari udara.apa-ansich.blogspot.com
Untuk mengenal sejarah perang dunia kedua di pulau morotai, kita bisa menemukan berbagai macam barang peninggalannya, seperti goa-goa tempat tentara Jepang berlindung, landasan pesawat, dan artefak-artefak lainnya seperti pesawat, hingga kendaraan lapis baja. Bahkan pernak-pernik pribadi milik tentara Jepang ada yang masih tertinggal di pulau ini.apa-ansich.blogspot.com
Namun yang menjadi daya tarik utama jika kita mendatangi pulau morotai bisa dilakukan sambil menyelam, karena terdapat pesawat perang milik Jepang yang karam di perairan morotai. Di lokasi bawah laut di daerah lapangan pante, selatan morotai tersebut terdapat bangkai pesawat Bristol Beufold di kedalaman sekitar 40 meter. Tak hanya bangkai kapal tersebut, karena masih ada 25 titik penyelaman lainnya yang berkaitan dengan sejarah perang dunia kedua terdapat di kedalaman laut morotai. Peninggalan sejarah tersebut, tentu saja akan meninggalkan sensasi tersendiri bagi anda saat berwisata sejarah ke tempat itu.
2. Tengkorak Tentara Jepang /Biak/Papua
Tempat yang tak kalah pentingnya jika mempelajari sejarah sambil berwisata yakni medatangi pulau biak/papua. Peninggalan perang di tempat ini cukup unik karena berbentuk ribuan tulang tengkorak manusia yang merupakan tentara Jepang di masa perang dunia kedua.apa-ansich.blogspot.com
Sedikitnya ada 12 ribu tulang dan tengkorak tentara Jepang di wilayah Pulau Biak yang tersebar di Owi, Padaipo, Numfor dan beberapa tempat lainnya.apa-ansich.blogspot.com
Selain peninggalan berupa tulang dan tengkorak tentara Jepang , juga terdapat goa yang juga lebih populer dengan sebutan goa Jepang , karena pada masa peperangan dulu, goa tersebut merupakan tempat persembunyian dan benteng pertahanan. Salah satunya goa yang dinamai goa lima kamar dengan dengan panjang 18 meter dan berbentuk huruf L dan menjorok ke atas seperti huruf U. Di goa ini tentara Jepang hanya menggunakan getah kayu damar yang dijadikan lilin sebagai alat penerangan.
Sayangnya penginggalan sejarah berupa tulang tengkorak tentara Jepang tidak terawat. Saat wisatawan Jepang yang akan datang ke daerah tersebut biasanya akan membawa pulang atau dikremasi untuk dibawa pulang ke Jepang .
3. Loji/Yogyakarta
Jika ingin berwisata sambil mempelajari sejarah perang tentu saja tidak boleh melupakan Yogyakarta . Karena selain merupakan pusat wisata budaya, Yogyakarta juga kaya akan bangunan bersejarah sisa peperangan dulu. Masyarakat Yogyakarta menyebut bangunan bersejarah tersebut dengan nama Loji, terutama untuk peninggalan masa pemerintahan Belanda di waktu itu. Dinamai Loji karena bangunan sisa peninggalan perang Belanda berukuran besar dengan halaman yang luas.
Pada masa peperangan, Loji digunakan sebagi tempat peristirahatan sekaligus tempat pengintaian oleh serdadu Belanda. Bahkan di saat darurat di Loji tersebut, strategi perang dirancang, atau digunakan sementara untuk menangkap pribumi yang dianggap pemberontak, sebelum dibawa ke penjara-penjara khusus.apa-ansich.blogspot.com
Untuk mengunjungi Loji anda tidak perlu menempuh perjalanan jauh, karena sebagian besar, loji-loji tersebut terdapat di pusat kota, seperti gedung kantor pos tepat di titik 0 kilometer kota Yogyakarta. Bahkan masih di pusat kota, kita bisa mendatangi Loji tertua yakni, gedung Benteng Vredeburg yang dibangun pada tahun 1776 hingga 1778. Benteng tersebut berdiri satu poros dengan kraton ngaYogyakarta hadiningrat. Konon Vredeburg dibangun khusus mengawasi gerak-gerik kraton, hingga salah satu meriam ditempatkan mengarah ke kraton dengan posisi siap tembak.
4. Goa Belanda /Bandung
Nah, jika anda ingin mengunjungi tempat wisata perang dengan suasana alam menyejukkan, sangat tepat jika anda mengunjungi goa Belanda dan goa Jepang yang terdapat di Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda, Bandung. Pada awalnya tempat tersebut adalah bentangan pegunungan dari barat hingga timur yang berfungsi sebagai tangki air raksasa alamiah, untuk cadangan bagi wilayah bandung di musim kemarau. Selain itu terdapat pembangkit listrik tenaga air, yang disebut bengkok. PLTA yang dibangun pada tahun 1918 tersebut merupakan yang pertama di Indonesia.apa-ansich.blogspot.com
Pada masa pendudukkan Belanda, perbukitan pakar ini dianggap sangat menarik bagi strategi militer, karena lokasinya yang terlindungi dan dekat dengan pusat kota bandung. Menjelang perang dunia kedua, awal 1941, Belanda membangun terowongan baru di dalam terowongan PLTA yang sudah ada, terowongan berjumlah 15 lorong dengan dua pintu masuk setinggi 3,25 meter dan panjang 547 meter tersebut digunakan sebagai stasiun radio agar terbebas dari serangan udara.
Pada masa kemerdekaan goa Belanda pernah dipakai gudang mesiu oleh tentara Indonesia. Saat ini goa Belanda menjadi salah satu tempat wisata yang diminati banyak wisatawan lokal dan mancanegara.
5. Lubang Jepang/Bukittinggi
Yang terakhir juga masih berbentuk goa, yakni lubang Jepang di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Lubang Jepang merupakan sebuah terowongan perlindungan yang dibangun tentara pendudukan Jepang sekitar tahun 1942 untuk kepentingan pertahanan.
Sebelumnya, lubang Jepang dibangun sebagai tempat penyimpanan perbekalan dan peralatan perang. Panjang terowongan mencapai 1400 meter dan berkelok-kelok, serta memiliki lebar sekitar 2 meter. Sejumlah ruangan khusus terdapat di terowongan ini, seperti ruang pengintaian, ruang penyergapan, penjara dan gudang senjata.
Tanah yang menjadi dinding terowongan ini, merupakan jenis tanah yang jika bercampur air akan semakin kokoh. Diperkirakan puluhan sampai ratusan ribu tenaga kerja paksa atau romusha dikerahkan dari pulau jawa, sulawesi dan kalimantan untuk menggali terowongan ini. Para tenaga kerja dari luar daerah ini merupakan strategi kolonial Jepang untuk menjaga kerahasiaan mega proyek ini. Tenaga kerja dari bukittinggi sendiri dikerahkan untuk mengerjakan terowongan pertahanan di bandung dan pulau biak.
0 komentar:
Posting Komentar