Sabtu, 10 Agustus 2013
0 komentar

40 Tahun Menghilang, Ayah dan Anak Ditemukan Hidup di Hutan


 

Ho Van Thanh (82 tahun) dan anaknya Ho Van Lang (41 tahun) ditemukan di dalam hutan di Vietnam tengah setelah 40 tahun melarikan diri akibat perang dengan Amerika Serikat.

9 Agustus 2013, ayah dan anak itu ditemukan dua orang warga yang sedang mencari kayu bakar di pedalaman hutan di Tay Tra, Quang Ngai, sekitar 40 kilometer.

Dua warga itu melihat sebuah rumah pohon yang dihuni dua pria. Kemudian, penemuan ini dilaporkan oleh penduduk desa ke pemerintah daerah.

Peristiwa itu terjadi 40 tahun lalu. Thanh dan keluarganya saat itu menjalani hidup secara normal di sebuah dusun Tra Kem.


Namun, setelah serangan bom menewaskan istri dan dua anaknya, Thanh terguncang dan melarikan diri dari rumah sambil membawa putranya, Lang, yang kala itu berusia sekitar satu tahun, ke dalam hutan.

Di hutan belantara, ayah dan anak ini bertahan hidup dengan berburu hewan dan memakan berbagai daun-daunan. Sejak pelarian, mereka tidak memiliki kontak dengan dunia luar.

Rupanya, ketika serangan bom itu, Thanh meninggalkan seorang anaknya yang lain yakni, Ho Van Tri. Saat peristiwa itu, Tri masih berusia enam bulan. Kini Tri masih hidup.

"Ayah saya sangat lemah dan dokter sedang merawat dia. Sementara kesehatan saudara saya baik-baik saja, meskipun dia terlihat sangat kurus," tutur Tri.

Thanh dirawat di sebuah pusat medis, sementara Ho Van Lang sedang dirawat oleh keponakannya, Ho Ven Bien.

Sang ayah bisa berbahasa Cor walaupun sedikit, sementara Ho Van Lang hanya bisa berbicara sepatah-dua patah kata.

"Dia sangat sedih. Dia tidak mengatakan apa-apa sekarang. Kami tahu, dia ingin lari dari rumah saya untuk kembali ke hutan. Jadi kami harus mengawasi dia sekarang," tutur Ho Ven Bien.

Penemuan dua orang ini telah mengguncang masyarakat di sana, yang mengira keduanya telah mati saat serangan itu.

"Tidak ada yang bisa membayangkan bahwa Thanh dan anaknya bisa hidup 40 tahun dalam keadaan terisolasi dengan kondisi keras di dalam hutan," kata Ho Van Xanh, seorang warga.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Toggle Footer
Top